Pulau Merah (Red Island) dan Teluk Hijau (Green Bay) Banyuwangi

Hai, setelah disibukkan dengan berbagai aktivitas kampus, akhirnya kali ini saya bisa berbagi pengalaman perjalanan saya ke tempat paling timur di Pulau Jawa ini. Yup, apalagi kalau bukan Banyuwangi. 

Pasti yang terbesit di pikiran kalian tentang Banyuwangi adalah keindahan alamnya yang memang sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan lokal bahkan mancanegara. Tempat yang terkenal akan "The Sunrise of Java" ini memang menyimpan keindahan alam yang tiada tara. Mulai dari pantai-pantai yang sudah terkenal maupun yang masih belum ter-ekspose.

Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai perjalanan ke Pantai Pulau Merah (Red Island) dan Teluk Hijau (Green Bay) dalam satu hari. Satu hari ? Ya. Karena memang lokasi kedua pantai ini masih dalam satu kawasan, yakni di kecamatan Pesanggaran dan hanya berbeda desa saja. Jika Pantai pulau merah berada di Desa Sumberagung, Teluk Hijau berada di desa Sarongan, Banyuwangi, Indonesia. Setelah menempuh perjalanan 7 jam dari Mojokerto, akhirnya kami menginjakkan kaki di Banyuwangi sekitar pukul 6 pagi. Perjalanan kami mulai dari Pantai Pulau Merah.

Pulau Merah (Red Island)
Pulau Merah - via Dok. Pribadi

Pulau Merah dilihat dari dekat - via Dok. Pribadi
Pantai pulau merah ini sudah menjadi salah satu ikon dari Banyuwangi juga. Karena memiliki keunikan tersendiri yang menyebabkan pulau ini diberi nama pulau merah. Ya, dinamakan pulau merah karena memang ketika matahari mulai tenggelam, dari tanah pulau yang menyerupai gunung mini yang terletak dekat bibir pantai ini akan berwarna kemerah-merahan. Bicara mengenai pulau merah, pengunjung dapat mengunjungi pulau ini cukup dengan berjalan kaki ketika laut sedang surut. 

Pantai ketika surut - via Dok. Pribadi

Tinggal berjalan sedikit kedepan, kalian akan mencapai pulau merah - via Dok. Pribadi

Berjalan-jalan mengitari pantai - via Dok. Pribadi

Masih area sekitar pantai - via Dok. Pribadi

Biaya masuk ke pantai ini 5 ribu per orang. Untuk tempat parkir yang disediakan juga cukup luas. Dan sepertinya, tempat ini sudah dikelola cukup baik karena sudah ada berbagai fasilitas yang disediakan. Mulai dari warung-warung, toilet umum, musholla, petugas kebersihan, petugas life guard, penyewaan tempat berjemur, gazebo untuk sekedar bersantai, penyewaan papan selancar dan masih banyak lagi. Kenapa ada penyewaan papan selancar? exactly, pulau merah ini juga digunakan sebagai tempat surfing karena ombak di pantai ini cukup pas untuk kegiatan semacam itu.
Nyantai dulu boleh lah - via Dok. Pribadi

Area parkir yang luas - via Dok. Pribadi

Beristirahat sejenak di tempat yang 'seharusnya' bayar - via Dok. Pribadi

Tempat Parkir yang sepi - via Dok. Pribadi

Ada bule sama anaknya yang lagi surfing - via Dok. Pribadi
Foto dulu lah di bebatuan karang - via Dok. Pribadi
Teluk Hijau (Green Bay)
Sekitar pukul 11 siang kami menyudahi kunjungan ke pulau merah ini dan melanjutkan perjalanan ke pantai yang masih berada dalam satu kawasan dengan pulau merah, yakni teluk hijau.
Welcome to Green Bay - via Dok. Pribadi


Karena berada dalam satu kawasan kecamatan pesanggaran, maka tidak butuh lama untuk mencapai desa Sarongan ini. FYI, teluk hijau ini berada dalam kawasan taman nasional Meru Betiri. Di dalam kawasan meru betiri ini terdapat beberapa pantai, yakni pantai Rajegwesi, teluk hijau dan pantai Sukamade dimana di pantai yang disebutkan terakhir ini terdapat penangkaran penyu. 

Untuk ke teluk hijau ini, tentu saja harus melewati pos penjagaan taman nasional meru betiri untuk pencatatan data dan membayar biaya masuk. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan sekitar 8 km baik dengan motor, mobil ataupun bis untuk mencapai teluk hijau. Pemandangan yang disajikan selama perjalanan cukup ampuh untuk menguraikan kebosanan. Karena di sisi kanan maupun kiri jalan berupa perkebunan karet, hutan yang asri. Karena berupa perkebunan, maka jangan harap mendapatkan jalan yang mulus, justru sebaliknya jalanan yang dilalui tidak beraspal alias masih berupa tanah dengan batu mulai dari kerikil sampai berukuran sedang yang cukup membuat kendaraan akan terguncang-guncang. Saya tidak membayangkan bagaimana keadaan jalan tersebut ketika hujan.

Setelah melalui perjalanan yang cukup menguras tenaga, perjuangan belum selesai. Pengunjung pertama-tama akan melalui pantai Rajegwesi terlebih dahulu. Pantai ini akan menjadi batas maksimum untuk dilewati mobil. Sehingga mau tidak mau kami harus memarkirkan mobil disini. Sedangkan untuk sepeda motor, setahu saya masih bisa lanjut meskipun tetap saja terbatas di tempat tertentu karena untuk mencapai teluk hijau hanya bisa dilalui dengan trekking atau menyewa perahu yang disewakan penduduk di pantai Rajegwesi tadi. Tarif sewa perahu untuk pergi saja atau PP berbeda, jelas lebih murah PP. Namun karena kami mencintai petualangan-ceilah, maka kami memutuskan memilih jalur trekking. Dari tempat parkir mobil kami menyewa ojek dengan biaya 10 ribu per orang untuk menuju titik awal trekking.

Setelah mencapai titik awal trekking, perjuangan kembali dimulai. Medan yang dilewati cukup menyusahkan. Naik-turun bukit yang cukup curam membutuhkan kewaspadaan yang ekstra dari pengunjung. Sampai-sampai disediakan tali tambang untuk memudahkan pengunjung melewati medan yang cukup sulit.
Pemandangan dari atas bukit sebelum memulai trekking - via Dok. Pribadi

Salah satu medan trekking - via Dok. Pribadi

Setelah naik - turun bukit dan jalan mulai landai, Anda akan menemukan sebuah pantai yang mungkin tidak seperti yang kalian bayangkan karena pesisir pantai ini ditutupi oleh bebatuan. Jangan kecewa, karena pantai ini bukan teluk hijau, melainkan pantai batu. Tentu saja dinamakan pantai batu karena konon di tahun 1994 di daerah ini pernah terkena tsunami yang menyebabkan batu-batu yang berasal dari dasar laut terbawa ombak dan akhirnya menutupi pesisir pantai ini. Jika kalian menemukan pantai batu ini berarti teluk hijau sudah semakin dekat. Teruslah berjalan karena teluk hijau berada di seberang bukit. 
Pantai Batu - via Dok. Pribadi

Dan..setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, akhirnya kami mencapai teluk hijau ini. Rasa lelah akan terbayarkan dengan keindahan pemandangan yang disuguhkan teluk hijau ini. Sungguh karunia Tuhan yang tiada duanya hingga saya tidak bisa melukiskan betapa indahnya tempat ini. Masih alami, bersih dan tidak ada sampah. Namun yang sedikit merusak kekaguman ini adalah tangan-tangan jahil yang mencorat-coret palang selamat datang maupun penunjuk arah di sekitar teluk hijau ini. come on guys..kita menikmati tetapi jangan lupa menjaganya. Mungkin foto-foto ini yang akan bisa sedikit menjelaskan betapa indahnya teluk hijau ini. Sayangnya cuaca saat itu sedang mendung, but tetap tidak mengurangi kekaguman saya atas ciptaan Tuhan ini. :)

Pertama kali datang - via Dok. Pribadi

Perahu yang menunggu pengunjung - via Dok. Pribadi

Air terjun mini - via Dok. Pribadi

Can't swim, it's okay - via Dok. Pribadi

Can swim, it's okay - via Dok. Pribadi

Berasa pulau pribadi - via Dok. Pribadi

Kalau mau terombang-ambing ombak silahkan sewa perahu - via Dok. Pribadi

Mendung menggantung - via Dok. Pribadi
This is my team - via Dok. Pribadi
View more on my YouTube Channel :)

Comments

Popular posts from this blog

Hey, Jepang Tidak Melulu Soal Tokyo : Kobe-Kyoto-Osaka Pt. 2

Pantai Tambakrejo dan Pantai Pasetran Gondo Mayit Blitar

Kebun Teh Wonosari Malang