Pantai Sendang Biru dan Goa Cina (Part 1) Malang

Hai bloggers,

Ini adalah edisi newbie alias postingan pertama saya. Tetapi sekalipun newbie bukan berarti minim cerita kan.
Untuk postingan pertama ini saya akan berbagi cerita mengenai pengalaman perjalanan menelusuri 2 pantai di Malang selatan yang cukup populer yakni Goa Cina dan Sendang Biru. Walaupun cerita ini bisa dibilang kadaluarsa karena perjalanan ini dilakukan di tahun 2014, tetapi cerita di dalamnya saya rasa masih cukup layak untuk dibagi..dan let's check it out.

Di bulan Agustus tepatnya seminggu setelah lebaran, perjalanan dengan 7 punggawa termasuk sopir dimulai dari Sidoarjo sekitar pukul 7 pagi. Rute yang kami ambil yakni Sidoarjo-Pasuruan-Lawang-Malang-Turen-Dampit-Sumbermanjing. Jalanan yang kami lalui saat di Malang cukup lancar, hanya ada beberapa titik seperti pasar yang sedikit membuat perjalanan melambat. Cuaca saat itu juga cukup mendukung, cerah samar-samar mendung.

Jalan yang kami lewati juga cukup mudah dilalui karena kebanyakan jalanan beraspal. Hanya saja ketika memasuki desa Sumbermanjing, jalanan berubah menjadi arena roller coaster. Naik-turun, berliku, kanan-kiri hutan bahkan jurang dan jika kebetulan berpapasan dengan bis atau truk tentu saja salah satu pengguna jalan harus melambatkan laju kendaraan serta mencari tempat yang pas untuk menepikan kendaraan agar salah satu kendaraan dapat berlalu.

Dengan hanya berbekal GPS dan petunjuk hasil dari bertanya warga yang kami temui di jalan akhirnya kami sampai di Sendang Biru yang terletak di desa Sumbermanjing sekitar pukul 12. Saat kami tiba cuaca sedikit mendung dan situasi saat itu cukup ramai karena mungkin masih dalam masa libur lebaran. Sebenarnya ketika memasuki desa Sumbermanjing banyak pantai-pantai yang kami lalui. Setelah sampai pos masuk Sendang biru dan membayar tiket sekitar 5000 per orang (terkadang bapak penjaga memberi potongan harga) kami menyempatkan untuk sholat dhuhur di musholla di area sendang biru. Di sekitar area pantai parkir yang disediakan cukup luas, selain musholla juga ada penjual makanan maupun baju yang bisa dijadikan oleh-oleh. 
Parkir Mobil yang cukup luas - via Dok. Pribadi

Ada rasa sedikit kecewa ketika pertama sampai di pantai ini, karena tidak seperti ekspetasi kami setelah membaca artikel-artikel mengenai pantai ini di internet. Di pantai Sendang Biru banyak kapal-kapal nelayan yang bersandar. Kemungkinan kapal-kapal tersebut selain digunakan untuk melaut juga disewakan untuk mengantar pengunjung ke Pulau Sempu yang berada di depan pantai Sendang Biru ini. Ketika kami datang pantai sedang surut sehingga tali-tali tambang untuk mengikat kapal nelayan bisa terlihat jelas di bibir pantai. Belakangan ini baru saya sadar kalau ramainya sendang biru bukan hanya karena kami datang disaat liburan namun karena pantai ini juga menjadi pintu masuk bagi pengunjung ke pulau sempu.
Sendang Biru surut - via Dok. Pribadi
Tali perahu yang terlihat di bibir pantai - via Dok. Pribadi

Perahu Nelayan - via Dok. Pribadi
Ombak di sendang biru cukup tenang karena memang di depan pantai ini terdapat pulau sempu yang juga cukup terkenal itu. Sebenarnya terbesit keinginan untuk mencoba ke pulau sempu. Karena ketika di sendang biru banyak nelayan-nelayan yang menawarkan perahu untuk ke pulau sempu dengan biaya kalau tidak salah sekitar 25 ribu (tahun 2014). Namun karena kurang persiapan, baik peralatan maupun fisik akhirnya niat itu kami urungkan. Sebenarnya ada alasan lain yang cukup menjadi faktor terbesar keraguan kami untuk datang ke pulau Sempu. Seperti yang kita ketahui kalau pulau sempu merupakan sebuah cagar alam yang artinya suatu tempat yang dilindungi. Seharusnya tidak sembarang orang bisa memasuki kawasan Sempu. Bahkan di beberapa artikel yang pernah saya baca, keadaan Sempu sekarang cukup memprihatinkan karena terdapat banyak sampah dari wisatawan yang kurang aware terhadap lingkungan.

Oke terlepas dari pulau Sempu itu, kondisi pantai Sendang Biru yang surut membuat pengunjung bisa bermain hingga tengah pantai. Namun pengunjung sangat dianjurkan tetap berhati-hati, apalagi ketika membawa anak-anak karena kadangkala ada karang-karang kecil yang bisa saja menggores kaki. 

Berikut ini sedikit dokumentasi kami di Sendang Biru. 
Cukup Ramai - via Dok. Pribadi

Sisi lain Sendang Biru - via Dok. Pribadi

Pulau Sempu di depan mata - via Dok. pribadi

Hai Kawan - via Dok. Pribadi

Kendaraan Tempur - via Dok. Pribadi

Banyak pohon-pohon untuk berteduh - via Dok. Pribadi
Jam menunjukkan pukul 2 siang dan karena belum puas dengan pantai yang kami datangi akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pantai selanjutnya, yakni Goa Cina di postingan berikutnya. Stay tune ya..

Comments

Popular posts from this blog

Hey, Jepang Tidak Melulu Soal Tokyo : Kobe-Kyoto-Osaka Pt. 2

Pantai Tambakrejo dan Pantai Pasetran Gondo Mayit Blitar

Kebun Teh Wonosari Malang